Kamis, 31 Mei 2012

KONSEP PUISI KONTENPORER

BAB II
PUISI KONTEMPORER

2.1 PENGERTIAN PUISI
Banyak pengertian puisi telah dibuat oleh pakar sastra. Pengertian yang dibuat mereka itu biasanya berhubungan dengan etimologi puisi, struktur fisik puisi, struktur batin puisi. Dalam puisi dan metologi pengajaran, B.P Situmorang membeberkan bahwa perkataan puisi berasal dari bahasa yunani, yang juga dalam bahasa latin poeietes, mula-mula artinya pembangunan, pembentuk , pembuat. Arti yang mula-mula itu lama kelamaan semakin dipersempit jadi hasil seni sastra, yang kata-katanya disusun menurut irama, sajak dan kadang-kadang kata kiasan.
Dalam kamus istilah sastra, Panuti sudjiman menguraikan bahwa puisi adalah ragam bahasa yang teikat oleh irama, mantra dan rima serta penyusunan larik dan bait.
Dalam kamus istilah sastra, Abdul Rozak zaidah, membeberkan makna puisi, ragam sastra yang bahasanya terikat oleh rima dan tatapuitika yang lain, atau gubahan dalam bahasa yang bentuknya dipilih dan ditata secara cermat sehingga mempertajam kesadaran dan pengalaman dan membangkitkan tanggapan khusus lewat penataan bunyi, irama dan makna khusus.
Pengertian puisi yang dibeberkan sebelumnya adalah pengertian puisi secara etimologis dan secara kamus umum dan kamus istilah. Jika diamati secara cermat kata puisi disinonimkan dengan istilah poetry. Pengertian puisi demikian adalah pengertian puisi secara tradisional. Pengertian yang demikian ini hanya berlaku untuk puisi-puisi lama atau tradisional, contohnya puisi dalam bentuk pantun.
Clive Sansom memberikan pengertian puisi sebagai bentuk pengucapan bahasa yang ritmis yang mengungkapkan pengalaman intelektual yang bersifat imajinatif dan emosional. Herbert spencer seperti dikutip oleh Clive sansom memberikan pengertian puisi merupakan bentuk pengucapan gagasan yang bersifat emosional dengan mempertimbangkan efek keindahan.
Dua pengertian puisi diatas berkaitan dengan bentuk fisik dan bentuk batin puisi. Bentuk fisik lazim disebut bahasa atau bentuk, sedangkan bentuk batin sering disebut isi atau tema Sepanjang sejarah, puisi itu mengalami perubahan disebabkan oleh selera dan konsep estetik.

2.2 PENGERTIAN PUISI KONTEMPORER
Istilah puisi kontemporer di padankan dengan istilah puisi inkonvensional, puisi masa kini, puisi mutakhir, istilah kontemporer di dalam puisi kontemporer tidak menunjuk kepada waktu walaupun di dalam kamus istilah itu berarti dewasa ini. Masa kini atau mutakhir , pengenaan atau penerapan istilah kontemporer pada puisi kontemporer lebih mengarah kepdaa kehendak menunjukkan pada kondisi kreatif seniman di dalam mengolah dan menemukan idiom-idiom baru.
Jika yang berpendapat bahwa kontemporer pada puisi kontemporer menunjukkan pada waktu dan bukan pada model puisi tertentu, maka pendapat demikian itu perlu diluruskan atau diperbaiki. Mengertikan seni kontemporer atau lebih khusus kepada puisi kontemporer dengan memakai kurun waktu misalnya dari tahun sekian sampai dengan tahun sekian, merupakan langkah atau sikap yang gegabah, tidak setiap hasil karya atau puisi misalnya tahun 1970-an berhak disebut kontemporer selama di dalamnya tidak terdapat atau tampak ciri-ciri kontemporer. Oleh karena itu, puisi kontemporer tidak menunjuk pada waktu. Didalam puisi kontemporer salah satu wajah yang penting adalah wajah eksplorasi dan sejumlah kemungkinan baru. Kemugkinan baru itu antara lain lahirnya eksperimen berupa penjungkirbalikan kata. Penciptaan kata-kata baru. Penciptaan idiom-idiom baru, percobaan semantik dan sintaksis.
Puisi kontemporer tidak hanya terikat pada tema, tetapi juga terikat pada struktur fisik puisi. Berdasarkan keberadaan puisi kontemporer ini, maka pengertiannya, puisi yang muncul pada masa kini yang bentuk dan gayanya tidak mengikuti kaidah-kaidah puisi pada umumnya, puisi yang lahir di dalam k
urun waktu tertentu yang memiliki ciri-ciri yang berbeda dengan puisi lainnya.
Puisi kontemporer adalah bentuk puisi yang berusaha lari dari ikatan konvensional puisi itu sendiri. Misalnya, Sutardji mulai tidak mempercayai kekuatan kata tetapi dia mulai berpaling pada eksistensi bunyi dan kekuatannya. Danarto justru memulai kekuatan garis dalam menciptakan puisi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar