2.3 Pengertian Afiks
Afiks
adalah suatu satuan gramatikal terikat yang di dalam suatu kata merupakan
unsure yang bukan kata dan bukan pokok kata, yang memiliki kesanggupan melekat
pada satuan-satuan lain untuk membentuk kata atau pokok kata baru. Dari
pengertian ini beliau memberikan contoh dengan kata minuman. Kata ini terdiri
dari dua unsur, yaitu unsure minum yang merupakan kata dan –an sebagai afiks,(
Ramlan, 1987” 55). Selanjutnya Kridalaksana menjelaskan bahwa “Afiks adalah
bentuk terikat yang bila ditambahkan pada bentuk lain akan merubah makna
gramatikal.”
2.4 Pengertian Afiks
Infleksi
Afiks
infleksi adalah afiks yang secara paradigmatis tidak dapat merubah kategori
kata (Najoan, 1981: 12). Selanjutnya Kridalaksana menambahkan bahwa “Afiks
infleksi yaitu afiks yang ditambahkan pada akar atau dasar untuk menentukan
atau membatasi makna gramatikalnya, (1984: 2).
2.5 Pengertian Infleksi
Infleksi
adalah semua perubahan yang paradigmatis yang dihasilkan dengan proses morfemis
manapun, apakah dengan afiksasi, modifikasi intern, atau reduplikasi partial
(Verhaar, 1981: 66). Sebagai salah satu proses morfemis, infleksi menampakan
cirri-ciri penanda sebagai berikut:
1.
Merupakan pembentuk luar suatu
konstuksi,
2.
Digunakan sebagai norma penentu kelas
kata utama, dan
3.
Berhubungan dengan fungsi, menyesuaikan
kata dalam konteks sintaksis (Cook, 1969: 119, dalam sunoto dkk., 1990: 6).
Selanjutnya
H,T Usup (1981: 17) mengatakan bahwa infleksi adalah konstruksi paradigmatis yang
menduduki distribusi sama dengan dasarnya atau adanya morfem terikat atau
morfem tak bebas terhadap suatu kata atau bentuk dasar (morfem bebas) yang
tidak menyebabkan perubahan kelas kata.
2.6 Jenis Infleksi
Perubahan
bentuk kata tidur menjadi menidurkan, ditidurkan, kutidurkan, kautidurkan,
tidur! Merupakan indentitas klasikal kata yang mengalami proses morfemis
tersebut tetap dipertahankan. Oleh karena itu bentukan infleksi dari kelas kata
benda dengan mudah kita bedakan dengan kelas kata kerja, atau sebaliknya.
Perubahan bentuk semacam ini banyak di jumpai dalam BMDM. Misalnya, ewa
‘luas’ menjadi meewa ‘meluas’, kontu ‘batu’ menjadi fekontu ‘menyerupai
batu’, paso ‘paku’ menjadi kupaso ‘pemaku’ adalah tidak merubah
kelas kata.
Infleksi dibedakan
menjadi:
a.
Kategori nominal yang didefinisikan
sebagai kata yang mengalami infleksi nomina,
b.
Kategori verbal yang didefinisikan
sebagai kata yang mengalami infleksi verba,
c.
Kategori adjektiva yang didefinisikan
sebagai kata yang mengalami infleksi adjektiva,
d.
Kata yang tidak mengalami infleksi yang
penggunaannya ditentukan oleh konteks sintaksis (Cook, 1968: 121-122 dalam
Sunoto, 1990: 6).
2.7 Konstruksi Infleksi
Infleksi
sebagai konstruksi secara potensial
terdiri atas dua tagmen atau lebih, yaitu dasar atau asal selebihnya imbuhan
infleksi. Dasar atau asal menempati tagmen pusat sedangkan imbuhan menempati
perangkat tagmen yang lain. Berkenan dengan kedua slot di atas, maka slot pusat
bersifat wajib, sedangkan slot yang lain mungkin bersifat wajib dan mungkin
juga bersifat mansuka (sunoto, 1990:6).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar