Sabtu, 09 Juni 2012

kajian teori 4


2.3 Pengertian Afiks
Afiks adalah suatu satuan gramatikal terikat yang di dalam suatu kata merupakan unsure yang bukan kata dan bukan pokok kata, yang memiliki kesanggupan melekat pada satuan-satuan lain untuk membentuk kata atau pokok kata baru. Dari pengertian ini beliau memberikan contoh dengan kata minuman. Kata ini terdiri dari dua unsur, yaitu unsure minum yang merupakan kata dan –an sebagai afiks,( Ramlan, 1987” 55). Selanjutnya Kridalaksana menjelaskan bahwa “Afiks adalah bentuk terikat yang bila ditambahkan pada bentuk lain akan merubah makna gramatikal.”
2.4 Pengertian Afiks Infleksi
Afiks infleksi adalah afiks yang secara paradigmatis tidak dapat merubah kategori kata (Najoan, 1981: 12). Selanjutnya Kridalaksana menambahkan bahwa “Afiks infleksi yaitu afiks yang ditambahkan pada akar atau dasar untuk menentukan atau membatasi makna gramatikalnya, (1984: 2).
2.5 Pengertian Infleksi
Infleksi adalah semua perubahan yang paradigmatis   yang dihasilkan dengan proses morfemis manapun, apakah dengan afiksasi, modifikasi intern, atau reduplikasi partial (Verhaar, 1981: 66). Sebagai salah satu proses morfemis, infleksi menampakan cirri-ciri penanda sebagai berikut:
1.      Merupakan pembentuk luar suatu konstuksi,
2.      Digunakan sebagai norma penentu kelas kata utama, dan
3.      Berhubungan dengan fungsi, menyesuaikan kata dalam konteks sintaksis (Cook, 1969: 119, dalam sunoto dkk., 1990: 6).
Selanjutnya H,T Usup (1981: 17) mengatakan bahwa infleksi adalah konstruksi paradigmatis yang menduduki distribusi sama dengan dasarnya atau adanya morfem terikat atau morfem tak bebas terhadap suatu kata atau bentuk dasar (morfem bebas) yang tidak menyebabkan perubahan kelas kata.
2.6 Jenis Infleksi
Perubahan bentuk kata tidur menjadi menidurkan, ditidurkan, kutidurkan, kautidurkan, tidur! Merupakan indentitas klasikal kata yang mengalami proses morfemis tersebut tetap dipertahankan. Oleh karena itu bentukan infleksi dari kelas kata benda dengan mudah kita bedakan dengan kelas kata kerja, atau sebaliknya. Perubahan bentuk semacam ini banyak di jumpai dalam BMDM. Misalnya, ewa ‘luas’ menjadi meewa ‘meluas’, kontu ‘batu’ menjadi fekontu ‘menyerupai batu’, paso ‘paku’ menjadi kupaso ‘pemaku’ adalah tidak merubah kelas kata.
Infleksi dibedakan menjadi:
a.       Kategori nominal yang didefinisikan sebagai kata yang mengalami infleksi nomina,
b.      Kategori verbal yang didefinisikan sebagai kata yang mengalami infleksi verba,
c.       Kategori adjektiva yang didefinisikan sebagai kata yang mengalami infleksi adjektiva,
d.      Kata yang tidak mengalami infleksi yang penggunaannya ditentukan oleh konteks sintaksis (Cook, 1968: 121-122 dalam Sunoto, 1990: 6).
2.7 Konstruksi Infleksi
Infleksi sebagai konstruksi  secara potensial terdiri atas dua tagmen atau lebih, yaitu dasar atau asal selebihnya imbuhan infleksi. Dasar atau asal menempati tagmen pusat sedangkan imbuhan menempati perangkat tagmen yang lain. Berkenan dengan kedua slot di atas, maka slot pusat bersifat wajib, sedangkan slot yang lain mungkin bersifat wajib dan mungkin juga bersifat mansuka (sunoto, 1990:6).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar