Dalam
pergaulan antarwarga pendukungnya,BMDM sangat memegang peranan penting. Peranan
penting ini dapat dilihat, baik sbagai alat komunikasi utama dalam kehidupan
sahari-hari maupun dalam perwujudan berbagai kebudayaan daerah,seperti upacara
adat, pertunjukan kasenian dan lain-lain. Selain itu BMDM juga digunakan
sebagai bahasa pengantar pada
kelas-kelas permulaan di lingkungan sekolah dasar. Sampai sekarang para ahli
bahasa yang telah berhasil mendeskripsikan BMDM (yang disebut bahasa
Mawasangka)
Seperti
Mursalin,dkk. (1992) yang berjudul “struktur bahasa Mawasangka’’. Dalam
penelitian ini disimpulkan bahwa proses morfofonemik dalam bahasa mawasangka
tidak bersistem dan jarang ditemukan. Di samping itu juga ditemukan afiks-afiks
dalam bahasa mawasangka yang terdiri atas:
a.
Prefiks :
ka-(N)-,fe-,fo-,po-,me-,ko-,paha-,noka-,noti-,noko-,nopo-,manso-,dan kafo-,
b.
Infiks : -um-,
c.
Sufiks
: -I, -e, -o, -mo, -no, dan
d.
Konfiks :po-I, feka-ie, foko-e, kao-o.
Sedangkan
yang kedua adalah penelitian yang dilakukan oleh mulya,dkk. (1990) yang
berjudul ‘’morfologi dan sintaksis Bahasa mawasangka “. Dalam penelitian ini
diperoleh simpulan antara lain bahwa afiksasi dapat berfungsi derifatif dan
dapat pula berfungsi infleksitif. Afiksasi yang berfungsi derifatif antara
lain, kaN-, + verba, ko- + nomina, po-+ nomina, fo- + adjektiva, paha- +
adjektiva, -um- +adjektiva, -e + nomina, -I + nomina, fe-e + nomina, feka-ie +
adjektiva, foko-e +nomina. Selanjudnya afiksasi yang berfungsi infleksi a.1 :
ne- + verba, kaN-+ nomina,manso- + nomina, fe-+ verba, po-(Dopo-)+
verba,paha-+verba, ne-(no-) + adjektiva, fe-+ adjektiva, noka- + adjektiva,
manso-+ adjektiva, -um-,+ verba, i+verba, -e + verba, -n0+ nomina, fe-e +
verba, fo-e + verba, fefo-e + verba, po-I + adjektif, ka-no + adjektif.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar