Sabtu, 09 Juni 2012

pendahuluan 1


BAB 1                                           
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang  Masalah
         Pengenalan bahasa-bahasa daerah melalui berbagai  upaya penelitian sangat penting artinya di masa pembangunan dewasa ini, karena hal ini bukan saja memperkaya perbendaharaan kosakata bahasa Indonesia, tetapi yang lebih penting dari itu adalah sebagai salah satu peletak dasar bagi kesatuan dan persatuan bangsa serta dapat menanamkan rasa saling menghargai yang sedalam-dalamnya sesame warga. Hal ini sejalan dengan pernyataan keraf,(1984:20) secara khusus dan sistematis menjelaskan bahwa:

Dalam masa perkembangan dan pembangunan ini, bahasa-bahasa daerah masih amat diperlukan untuk:
a.       Memperkaya bahasa Indonesia,terutama dalam memperkaya perbendaharaan kata-kata dan bentuk kata.
b.      Dengan mengenal bahasa daerah, kita bisa mengenal berbagai macam factor penting yang menentukan corak dan struktur masyarakat Indonesia.
c.       Dengan mengenal beberapa aspek bahasa  daerah misalnya mengenal kesusatraan daerah ,kita bisa melihat kesamaan tema, gaya bahasa,dan ragam kesusatraannya.
Faktor  pengenalan daerah-daerah melalui bahasa-bahasa daerah, turut pula meletakan dasar persatuan dan kesatuan bangsa, serta menanamkan rasa saling menghargai yang sedalam-dalamnya.
BMDM merupakan salah satu bahasa di kabupaten Buton yang sampai sekarang masih tetap hidup dan tetap dilestarikan oleh masyarakat pendukungnya, yang meliputi kecamatan mawasangka, kecamatan Gu, dan kecamatan lakudo yang berlokasi di pulau muna bagian selatan. Dalam laporan hasil penelitian yatim dkk. (dalam mursalim,1992:12)yang dikemukakan bahwa bahasa wuna (bahasa muna) terdiri atas dua dialek yaitu dialek GU-Mawasangka dan dialek Tongkuno. Dialek GU-Mawasangka inilah yang dimadsud dengan BMDM dalam penelitian ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar